Memberi nyawa pada blog lama

Hari sudah larut malam. Setelah kedua anakku tertidur pulas, aku memeriksa handphone. Ada beberapa pesan di aplikasi whatsapp, beberapa dari teman, lebih banyak dari berbagai grup yang aku ikuti. Aku baru ingat, kemarin aku mengikuti sebuah pelatihan webinar, tentang membuat blog. Suamiku yang mendaftarkanku, materi nya menarik, katanya. Setelah mendapat materi, kami ditugaskan untuk membuat blog. Maka malam ini, aku membuka laptop, berniat membuat sebuah blog untuk tugas webinar tersebut. Beberapa detik kemudian, halaman langsung menuju pada blog yang dulu sempat kubuat, tapi belum ada satupun tulisan yang ku publish. Hanya 2 konsep yang tersimpan, belum selesai kutulis, tahun 2015, bulan april dan bulan agustus. Aku ingat, dulu tahun 2015 pertama kali aku berangkat ke pulau Borneo untuk mengajar, setelah lulus kuliah. Berangkat seorang diri dari pulau Jawa, pun disana, aku tak punya siapa-siapa. 

Aku lulus serangkaian tes menjadi guru di perkebunan kelapa sawit. Aku yang memang tak pernah ke luar jawa, agak takjub melihat hal-hal baru disana. Apalagi, kehidupanku benar-benar ada di tengah hektaran kebun sawit. Setiap hari banyak sekali cerita-cerita baru yang unik, itulah mengapa seorang teman menyarankanku untuk membuat sebuah blog, untuk menulis pengalaman-pengalaman baruku. Tapi entah kenapa, blog ini hanya kubuat begitu saja, belum sempat kupenuhi dengan tulisanku. Dulu memang disana signal internet agak susah, dan kegiatan kami sebagai guru juga agak padat. Kami disibukkan dengan program-program sekolah, ah tapi sebenarnya bisa saja mencuri waktu untuk menulis, seperti biasa aku hanya mencari-cari alasan saja. Semoga dengan webinar ini, bisa "memaksaku" untuk rajin menulis, dan mungkin inilah jalan yg akan mengubah blog ku menjadi bernyawa, tak sekedar cangkang saja seperti selama ini.